Masih belum kenal Bitcoin? (Part 1)

Bagaimana jika ada “koin” yang bernilai belasan ribu USD tapi tidak terbuat dari platinum / emas / logam mulia lainnya, tapi berbentuk digital yang berarti hanya ada secara elektronik? Itulah Bitcoin. Bitcoin tidak seperti mata uang pada umumnya, Bitcoin tidak terikat pada negara ataupun pemerintahan tertentu jadi tidak memiliki masalah kepemilikan, yang berarti tidak ada organisasi tertentu yang menentukan kapan untuk membuat Bitcoin lainnya, menentukan berapa banyak yang perlu diproduksi, melacak peredarannya, ataupun menginvestigasi penipuan.

Lalu bagaimana Bitcoin dapat bekerja sebagai mata uang yang bernilai? Bitcoin tidak dapat ada tanpa kriptografi dan jaringan orang-orang yang menggunakannya. Nyatanya Bitcoin kadang disebut sebagai cryptocurrency pertama di dunia. Jadi beginilah cara kerjanya.

Bitcoin adalah mata uang yang sepenuhnya digital dan kamu dapat bertukar bitcoins antar computer diseluruh dunia secara peer-to-peer. Jaringan peer-to-peer biasanya hanya digunakan untuk bertukar file berupa lagu atau video ataupun yang lainnya.

Jika Bitcoin adalah mata uang digital, lalu apa yang dapat menghentikanmu untuk membuat salinannya / menggandakannya dan menjadi kaya raya? Tidak seperti lagu atau video, Bitcoin bukanlah string data yang dapat digandakan. Bitcoin sebenarnya adalah catatan di buku kas raksasa yang disebut blockchain. Blockchain mencatat seluruh transaksi Bitcoin yang pernah terjadi dan pada akhir 2016 tercatat Blockchain tersebut berukuran sekitar 107 Gigabytes.


Jadi ketika seseorang mengirim Bitcoin ke orang lain, itu tidak seperti ia mengirim file-file, tetapi menuliskan transaksi pada Blockchain (seperti misalnya Michael mengirim 5 Bitcoins kepada Hank).

Hey kalian berpikir “Bukankah tadi dijelaskan bahwa Bitcoin tidak memiliki otoritas pusat untuk melacak segalanya?”. Karena walaupun Blockchain adalah catatan pusat, tidak ada organisasi resmi yang mengupdate buku catatan tersebut dan menyimpan catatan dari uang semua orang seperti bank. Hal itu terdesentralisasi, faktanya semua orang dapat menjadi sukarelawan untuk menjaga Blockchain agar tetap up to date dengan semua transaksi transaksi baru. Itu semua dapat bekerja karena orang orang melacak hal yang sama untuk memastikan agar semua transaksi akurat. Jadi pada akhir suatu periode / siklus catatan dari jutaan orang orang akan dibandingkan sehingga jika ada orang yang melakukan kesalahan pencatatan atau berusaha curang dapat ketahuan. Kita dapat menganggap setiap “halaman” tersebut sebagai “Block of Transactions”. Pada akhirnya “halaman” catatan tersebut pastilah akan penuh dengan catatan pergerakan uang orang orang lalu kita akan berganti “halaman” dan rangkaian halaman halaman tersebut lah yang disebut Blockchain.

Bagaimana orang orang dapat mencatat seluruh pergerakan uang? Karena setiap orang yang akan bertransaksi haruslah “mengumumkan” kepada seluruh “pemain” bahwa dia akan mengirimkan uang pada siapa, sehingga dapat dicatat oleh orang lain. Untuk setiap transaksi, orang yang bersangkutan haruslah “mengumumkan” beberapa hal kepada jaringan Bitcoin seperti berikut : Nomor akun pengirim, Nomor akun penerima, dan berapa Bitcoins yang dikirimkan. Dan semua orang yang menjaga salinan Blockchain akan menambahkan informasi-informasi tersebut pada catatan mereka.

Tapi jika yang dibutuhkan untuk mengirim uang hanyalah nomor akun (dan itupun diumumkan kepada semua orang), apa yang membuat seseorang berpura-pura menjadi orang lain dan mengirimkan dirinya sendiri semua uang orang lain tersebut? Bagaimana Bitcoin bisa tetap aman? Akan kita bahas di part selanjutnya, tetap nantikan postingan dari kami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

GiottoPress by Enrique Chavez